Beberapa jam meronta-ronta ingin bersama Chi
Hoon, akhirnya Light tumbang Ia pingsan juga. ,Jun-Gi menahan badan Light yg
berbobot 52 kg dan tinggi 165 cm itu.
Jun-Gi membawa Light ke ruang UGD untuk mendapat perawatan. Selang 2 jam
kemudian Light sadarkan diri dan melihat Jun-Gi ada di sampingnya. “oppa, mana
chi-hoon?” Jun-Gi terdiam sesaat ia bingung bagaimana menjelaskan keadaan adik
kandungnya pada Light. “hei Light kamu punya aku, biarkan chi hoon istirahat
ya” Light menimpali Jun-Gi dengan beberapa pertanyaan. “maksud Oppa, Chi-Hoon
meninggal? Ga mungkin oppa,minggu depan hari pernikahan kita, baju pernikahan
kita udah beres” Jun-Gi meneteskan air mata dan berbicara pelan-pelan agar
Light dapat mengerti apa yg ia ucapkan “Light,Chi-Hoon
gak meninggal,dia ada kok hanya saja dia KOMA” Light menangis sejadi-jadinya,
ia tak perduli lagi di ruang UGD itu banyak orang yg membutuhkan pertolongan.
Jun-Gi mendekap Light dengan eratnya. Badannya yg tinggi semampai dan dadanya
yg bidang mampu menutupi hampir seluruh badan Light. Light terus menunggu di
luar Ruang ICU,sesekali ia masuk kedalam dengan mengganti baju dengan baju
steril, ia meneteskan air matanya di wajah Chi Hoon, tapi Chi Hoon tak
bergeming,ia tetap tidur dengan pulas tak menunjukan gejala-gejala sadarnya.
Satu hari berlalu, dua hari berlalu, enam hari
terlampaui dan di hari ke 8 Chi-Hoon menghembuskan nafas terakhirnya, ia tak
sanggup menahan ajal yg menjemputnya, luka di kepala dan hantaman benda keras
di dadanya tak bisa membuat ia kembali hidup. Hari itu tanggal 25 juni 2014
hari dimana seharusnya Light dan Chi Hoon tertawa lepas,berkumpul dengan
seluruh keluarganya dan menikmati indahnya honeymoon , tapi itu dulu, nyatanya
Chi-Hoon kembali kepada penciptanya. Air mata Light tak kunjung reda, ia terus
menerus menangis. Selama tiga bulan pertama kepergian Chi-Hoon, Light tak
memperhatikan kesehatannya sendiri, makan seingatnya,minum semaunya.
Jun-Gi sangat
khawatir dengan keadaan Light, bukan khawatir karna makan dan minum
semaunya saja, tapi Jun-Gi khawatir Lightly akan depresi lalu bunuh diri. Lee
Ji Hoon,sejak kematian Chi Hoon hanya berada di Indonesia selama 1 bulan , tapi
tidak dengan Jun-Gi ia tetap berada di rumah menemani Light. Jun-Gi meminta
karyawannya untuk membawa kontrak-kontrak dengan beberapa artis ternama di
asia, di antarkan ke rumah, Ya Jun-Gi memilih membawa pekerjaannya ke rumah
daripada harus meninggalkan Light. Orang tua Jun-Gi harus berada di Korea
karena Lee Ji-Hoon akan segera debut dengan B*star. Makanan dan minuman, Jun-Gi
bawakan untuk Light ke kamarnya, tak perduli dimakan atau tidak, Jun-Gi tetap mengantar makanan untuk Light.
Kadang Jun-Gi bertanya pada dirinya sendiri, perlakuan macam apa yg ia lakukan
pada Light? Karena sejak Light sering menangis Jun-Gi merasa ia harus ada di
samping Light. Padahal biasanya Jun-Gi tak pernah pulang ke rumah, jika ada di
bandung ia hanya mampir ke rumah,tak pernah menginap atau orang tuanya yang
mengunjungi Jun-Gi di Hotel.
Tapi sejak Light di tinggalkan oleh Chi Hoon
selama-lamanya, Jun-Gi merasa bertanggung jawab atas Light. Ia tak pernah
meninggalkan Light sendiri meskipun Light memintanya pergi. Sering sekali Light
meminta Jun-Gi meninggalkannya , tapi Jun-Gi tak pernah sekalipun beranjak
darinya.
Tak pernah terbayangkan oleh Light sebelumnya
bahwa Chi Hoon akan meninggalkannya. Pria berdarah Korea itu sangat menyayangi
Light, Chi Hoon tak pernah absen
menjemput Light di kampus dan Chi Hoon tak pernah absen jika Light meminta di
antar kesana kemari. Bahkan saat Light akan di wisuda, Chi Hoon yg sibuk
mencari dana untuk Light agar bisa di wisuda.
Pengorbanan Chi Hoon pada Light mungkin akan
ia kenang seumur hidupnya dan mungkin tak akan ada lagi laki-laki yg bisa
mencintai dan menyayangi Light begitu ikhlasnya. Setelah 6 bulan berlalu Light mulai bisa
beradaptasi dengan keadaan, dimana ia harus terbiasa dengan keadaan tak ada
lagi Chi Hoon disampingnya.
Jun-Gi yg selalu ada di sisinya,mampu membuat
hari hari Light tak sekelabu 6 bulan yg lalu. Light sudah bisa keluar kamar,
makan di ruang TV bercanda dengan Ji-Hoon dan membantu Nyonya Park memasak.
Jun-Gi merasa tenang melihat Light bisa menjalani hidupnya dengan normal lagi.
Jun-Gi pernah berpesan pada Light jika Light merasa jenuh di rumah ia boleh
mengunjungi kantor Jun-Gi. Sejak Chi-Hoon meninggal Jun-Gi tak pernah meninggalkan kota bandung, jika
ada pekerjaan pekerjaan yg mengharuskannya ke luar kota atau bahkan ke luar
negri, ia akan mengirim sekertaris untuk mewakilinya.
Hari itu Light merasa jenuh berada di rumah
terus, ia memutuskan untuk pergi ke kantor Jun-Gi dengan memakai taxi. Hanya
memakan waktu 20 menit Light sudah sampai di kantor Jun-Gi yg sangat besar dan
megah, ia merasa tak percaya bahwa ini adalah kantor dimana laki-laki yg sudah
di anggap sebagai kakaknya itu bekerja. Sampai di Loby kantor ia disambut
dengan ramah oleh sekertaris Jun-Gi,
lalu sekertaris yg bisa dibilang seksi dengan bawahan Rok se Lutut dan high
heels yg tinggi sekitar 15-20cm juga dandanan yg menor mengantar Light menaiki
Lift ke lantai 5 dimana Jun-Gi sedang menunggunya di Ruangannya. Sesampainya di
Ruangan Jun-Gi dan Light tak lupa mengucapkan terima kasih pada sekertaris
menor itu.
“oppa, dapet dari mana sekertaris itu, medok
banget bedaknya?” Tanya Light sambil tertawa-tawa. “dia medok bedaknya tapi
otaknya encer” Timpal Jun-Gi. Light pun mengutarakan isi hatinya untuk bekerja
di salah satu rumah sakit di bandung. Dan di aminkan oleh Jun-gi
“aku mau kerja saja Oppa, bosen di rumah”
ucapnya dengan polos. “boleh kerja asal jaga kesehatan dan olah raga yg rajin,
kamu adik kesayanganku” timpal Jun-Gi dengan perhatian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar