Jun-Gi menemui Light di Lantai dasar dan
Jun-Gi meminta Light untuk ikut dengannya.
“maaf oppa,aku ga bisa ikut dengan oppa, aku
lagi kerja dan aku baru bisa pulang jam 1 siang.”
“baiklah oppa tunggu kamu di Rumah jam 1
siang, jangan telat”
Light tak pernah melihat Jun-Gi begitu serius
,laki-laki yg menemaninya itu biasa tertawa, humoris bahkan romantis. Jam di hp Light sudah menunjukan Jam 12.30
siang, saatnya Light pulang dan menghadapi Jun-Gi.
“aku pulang” ucap Light sambil masuk ke dalam
rumah, di rumah Light melihat Jun-Gi sedang menunggunya di ruang TV.
“Duduklah Light, Oppa mau bicara sama kamu”
Jun-Gi meminta Light duduk disampingnya.
“ada apa Oppa?” tanya Light “ceritakan pada
oppa apa yg sebenarnya terjadi Saat kamu
koma?” Light tak menyangka jika Kakak yg sangat ia sayangi ini masih belum lupa
pembahasan 2 hari yg lalu di café Steak and Farmhouse.
“aku ketemu ayah ibu, lihat perkebunan yg
indah sekali lalu ada sungai yg sangat bening, hingga aku bisa berkaca oppa”
“Ketemu dokter Rendi?” Light kaget darimana
Oppa tahu kalau ia dan dokter Rendi
bertemu.
“jawab oppa Light” Jun-Gi mendesak Light,
akhirnya Light tak bisa berbohong pada kakaknya.
“iya oppa, aku ketemu dokter Rendi disana”
“dia bilang kamu gak cantik kan, dia juga
bilang mau nikah sama kamu hanya untuk sex aja kan?” hal yg Light sembunyikan mati-matian akhirnya
tercium juga oleh Jun-Gi
“oppa sudahlah jangan diperpanjang, dan jangan
buat yg aneh-aneh pada dokter Rendi bagaimanapun dokter Rendi itu sekantor sama
aku, aku ga mau hal yg aneh-aneh terjadi sama aku dan dokter Rendi” setelah mendengar hal itu
Light memeluk Jun-Gi, hanya Jun-Gi yg tau perasaan sakit Light, meskipun Light
tak mengadu apa-apa.
Light hanya tak mau terjadi apa-apa pada dokter
Rendi, meski hatinya sakit mengalami hal yg tak diduga oleh dokter Rendi , tapi
dalam hati Light masih ada rasa suka Light pada dokter muda itu.
Ya hanya suka, tak lebih. Suka karena wajahnya
yg tampan,meskipun jika di bandingkan Jun-Gi yg fashionable, dinilai dari angka
5-10, Jun-Gi nilai 10 dan dokter Rendi 8,5.
Keesokan harinya Light bekerja waktu siang
hari, Jam 1 teng Light sudah ada di Klinik Kumala Bunda, dokter Rendi datang
menghampiri Light yg sedang bersiap untuk bekerja melayani pasien yg ingin
mendaftar untuk berobat ke dokter.
“Lili, bisa bicara sebentar?
“maaf aku sibuk, aku baru dateng jadi harus
bersiap bekerja” Light menolak dengan halus
“baiklah nanti aku datang lagi kesini jam 8
malem,aku harap kamu mau nunggu aku”
Light heran ada apa dokter Rendi tiba-tiba
saja mengajaknya untuk bicara, dokter muda yg terkenal di klinik sebagai dokter
yg ganteng , pendiam dan sangat baik hati itu akan menunggunya selepas jam
kerja usai. Jam menunjukan Jam 8 malam,saatnya Light pulang ke rumah, ia
berjalan dari meja pendaftaran menuju pintu keluar, sambil memegang handphone
sesekali melihat handphonenya. Di ujung jalan Light melihat dokter Rendi, kali
ini dr Rendi tak memakai baju layaknya dokter, ia hanya mengenakan sweater
warna biru dan celana jeans juga sandal jepit.
“Hai Lili, apa kabar?”
“ hai dokter, ada apa mau ketemu aku? Dokter
kan artis juga ngapain ketemu aku” Light sedikit tidak senang dan jual mahal
pada dr Rendi.
“aku mau minta maaf yg sebesar-besarnya sama
kamu Lili, maafkan aku ya kalau “disana”
Aku nyakitin kamu,aku ga bermaksud untuk itu
kok Li,semuanya pasti salah paham.”
Light dan dokter Rendi bertatap muka pertama
kali, setelah pertemuannuya di dunia yg lain saat mereka koma.
“ga perlu ada yg dimaafin kok dok,aku permisi
mau pulang.”
Light lalu membalikan badannya, saat Light mau
pergi meninggalkan dokter Rendi, dokter Rendi memegang tangan light Hingga badan
Light berbalik ke arah dokter Rendi lagi.
“kamu denger aku ngobrol sama temen-temenku
kan?” Rendi menebak alasan kepergian Lightly yg sangat tiba-tiba saat itu
“Lili, bener kan kamu denger semua pembicaan aku dan teman-temanku kan?” Light memaksa
Rendi untuk melepas tangannya.
“Lepasin dok, aku bersyukur ga bertemu kamu di
dunia Nyata waktu itu, kamu Cuma manfaatin aku doank kan? Dulu aku muja kamu banget, sekarang aku benci
banget sama kamu”
Light kemudian pergi meninggalkan dokter
Rendi. Sambil menangis Light , Light pergi menggunakan taxi lalu sampai di
depan rumah Light membuka pintu rumah, tampak Nyonya Park ada disana, Nyonya
Park kemudian membujuk Light agar ia mau makan, tapi tak di gubris oleh
Light,ia tetap mengurung diri dikamar.
Setengah jam kemudian, Lee Jun-Gi datang ke
rumah sepulang dari kantor. Nyonya Park lalu mengadu pada Jun-Gi tentang Light
yg pulang dengan menangis.
“Jun-Gi coba lihat adikmu, dia pulang sambil
menangis dan ga mau makan.” Jun-Gi lalu pergi ke kamar Light, mengetuk pintu
kamar Light.
“Lightly , ayo kita makan, Light buka pintunya
boleh?”Light kemudian membuka pintunya, ia membiarkan Jun-Gi masuk ke dalam
kamarnya . “Light, kamu kenapa ? kok nangis”
Light kemudian mengadu pada kakak
kesayangannya, meski bukan kakak kandung tapi Light merasa ada yg
melindunginya. “Oppa, aku ketemu dokter Rendi tadi di jalan, dia minta maaf”
“Terus kamu maafin?” Jun-Gi segera membalas
keluh kesah adiknya. “entahlah oppa, aku bingung”
Jun-Gi memeluk mantan adik ipar kesayangannya
itu, menenangkan Light yg terus menangis sakit hati oleh dokter Rendi. Tapi dalam pelukkan Jun-Gi,Light merasa ada
yg aneh dengan dirinya, debaran Jantung yg tak pernah ia rasakan setelah
kepergian Chi-Hoon. Dalam hatinya Light terus berbiara “Rasa apa ini?
Mungkinkah aku jatuh cinta dengan Lee Jun-Gi? Ah ga mungkin, Jun-Gi hanya
menganggap ku sebagai adiknya, ya adik perempuan satu-satunya”
Light tampak sudah tenang dan Jun-Gi keluar
dari kamar Light. Esok harinya, Light keluar kamar dan melihat Jun-Gi habis
mandi, Jun-Gi memakai handuk saja untuk menutupi bagian bawah tubuhnya,
sementara bagian atas badannya Jun-Gi tak memakai apapun, hanya terlihat
otot-otot di tangan dan six pack di
bagian perutnya. Hati Light kembali berdebar kencang, ada apa ini?
“Light, Light” Jun-Gi memanggil Light tapi
Light tak mendengar, ia hanya bengong melihat perut sixpacknya Jun-Gi. Ya Tuhan
apa yg terjadi pada diri Light, tak mungkin ia berkencan dengan seorang CEO
perusahaan yang kantornya menyebar di seluruh asia.
“oppa, aku mau makan ke dapur” Light ngeless
sekuat tenaga agar tak diketahui isi debaran hatinya oleh Jun-Gi. Sambil makan
Light melihat Jun-Gi yg sedang merapikan bajunya karna akan pergi ke kantor.
Jun-Gi duduk disamping Light, dan mengambilkan minum untuk Light.
Perhatian Jun-Gi pada Light mungkin tak akan
ia dapatkan dari dokter Rendi. Hati Light Luluh Lantah oleh Jun-Gi, perhatian Jun-Gi pada Light
sangat natural, tak dibuat-buat. Light pergi ke klinik dan Jun-Gi pergi ke
kantor. Tak seperti biasanya, kali ini Light menolak diantar oleh Jun-Gi, ia memilih
naik taxi daripada naik mobil seperti biasanya bersama Jun-Gi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar